Bermain merupakan kegiatan
untuk mengeksplore diri berupa kegiatan yang menyenangkan dan menggembirakan. Bermain
erat kaitannya dengan dunia anak yang mana dunia anak adalah bermain, jadi bermain merupakan kegiatan pokok dan penting
untuk anak. Bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar
bagi orang dewasa. Dengan bermain, secara alami kreatifitas anak akan terasah.
Kreatifitas sangat penting
dikembangkan agar anak mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
Apabila
kreatifitas anak sudah dikembangkan
sejak dini,
maka anak akan siap menghadapi masa depannya. Kreatifitas ini bersifat kekal
apabila dari kecil atau dari usia dini anak sudah kreatif maka kreatifitas
tersebut akan tetap ada hingga usia dewasa tergantung stimulus yang ia terima. Masa usia 0-6 tahun merupakan
masa yang penting bagi anak karena pengalaman pertama seorang anak
merupakan pengalaman paling penting dari seluruh
hidupnya. Artinya, sejauh mana ia dapat berfungsi optimal,
tergantung dari pengalaman yang diperolehnya selama anak usia 0-6 tahun.
Adapun 4 jenis main pada anak usia dini, yaitu:
1.
MAIN
SENSORIMOTOR/ FUNGSIONAL
Permainan yang dilakukan oleh anak dengan
memanfaatkan keterampilan seluruh panca inderanya. Perminan sensori motor ini
bertujuan untuk memberikan rangsangan secara terus menerus menggunakan seluruh
panca inderanya agar potensi anak dapat berkembang secara optimal.
2.
MAIN PERAN
a. Main peran makro
Permainan dengan anak sebagai tokoh
menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan
memainkan peran-peran.
Contoh: memakai baju dan menggunakan kotak
kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan atau benteng.
b. Main peran mikro
Permainan dengan
menggunakan alat permainan berukuran kecil. Pada
permaian mikro ini anak menggunakan imajinasinya dalam menjalankan alat
permainan. Pada permainan ini anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili
oleh benda-benda kecil.
Contoh : Rumah boneka; perabotan
dan ruang, Kereta api; rel, lokomotif
dan gerbong-gerbongnya, Bandar udara; pesawat dan
truk-truk, Kebun binatang;
boneka-boneka binatang liar, Jalan-jalan kota; jalan,
orang dan mobil
3.
MAIN
PEMBANGUNAN
Permainan
yang mengembangkan ide-ide abstrak menjadi karya dalam wujud yang konkrit. Permainan
ini bertujuan untuk merangsang kemampuan anak mewujudkan
pikiran, ide, dan gagasannya menjadi karya nyata. Ketika anak bermain
pembangunan, anak terbantu mengembangkan keterampilam koordinasi motorik halus
juga berkembangnya kognisi ke arah berpikir operasional, dan membangun keberhasilan
sekolah di kemudian hari. Contoh bahan main berupa bahan bersifat cair dan pembagunan yang terstruktur, seperti balok
unit, balok berongga, balok berwarna, logo, puzzle, cat, pulpen
hingga pensil.
4.
MAIN
DENGAN ATURAN
Dalam kegiatan bermain perlu diadakan kesepakatan
aturan permainan sehingga permainan dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa
mengganggu teman yang lain.
Perlu juga diperhatikan
mengenai penataan bahan main yang harus mendukung perkembangan anak usia
dini, antara lain sebagai berikut:
a.
Densitas
Main
Berbagai macam cara setiap
jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak yaitu:
1) Keragaman bahan main
2) Keragaman cara main
3) Keragaman penggunaan
Setiap anak memiliki kesempatan bermain di tiga tempat
main.
Tiga kesempatan main tersebut
bertujuan untuk:
1)
Menjaga
anak tetap fokus pada program
2)
Memfasilitasi
kebutuhan gerak anak
3)
Melatih
anak menentukan kebutuhan sendiri
4)
Menyerap
minat, perkembangan, dan enerji anak
5)
Menghindari
masalah perilaku
b.
Intensitas
Main
Intensitas
main pada anak usia dini meliputi penataan kegiatan main di dalam dan di luar ruangan. Kegiatan main di luar merupakan perluasan area main di
dalam ruangan.
c.
Perkembangan
Anak
Dalam
bermain hendaknya alat permainan yang digunakan menggunakan APE (alat permaiann
edukatif) yang menarik, aman dan mendukung perkembangan anak.
d.
Perilaku
Sosial
Dalam
kegiatan bermain, anak akan bertemu dengan banyak teman orang, baik orang
dewasa, teman sebaya, guru orangtua maupun yang lain. Dalam kegiatan bermain
ini, anak diberikan kesempatan untuk bersosialisasi. Meskipun dalam kegiatan
bermain, anak kan sibuk sendiri dengan mainannya namun ia harus tetap selalu menjadi bagian dari kelompok
dalam pengawasan.
Adanya
interaksi anak dengan orang lain, akan membantu anak dalam beradaptasi dengan
dunianya kelak. Adapun penataan
tempat main yang harus
mendukung perilaku sosial anak, yaitu:
1)
Main
sendiri
2)
Main
berdampingan
3)
Main
bersama
4) Main bekerjasama
Lingkungan untuk anak usia dini seharusnya direncanakan
dengan memperhatikan pengelompokan dan penataan bahan main, penggunaan warna,
penataan alat dan perabot, dan jumlah serta jenis bahan main yang dipilih.
Selain
itu bahan-bahan main seharusnya ditata
dalam rak dan wadah yang diberi nama dengan kata dan gambar. Bila lingkungan
ditata dengan baik, anak dapat menata kembali, dengan mengelompokkan dan
mencocokkan bahan-bahan main pada tempatnya yang tepat. Hal ini merupakan bagian utama dari pengalaman
belajar.
EMPAT TAHAP UNTUK PIJAKAN PENGALAMAN MAIN YANG BERMUTU
CCCRT (1999)
CCCRT (1999)
1.
Pijakan
Lingkungan Main
a. Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan
yang cukup (tiga tempat main untuk setiap anak)
b. Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman
c. Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main
yaitu sensorimotor,
pembangunan dan main peran.
d. Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman
keaksaraan
e. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial
yang positif
2.
Pijakan
Pengalaman Sebelum Main
a. Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau
mengundang nara sumber.
b. Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep
yang mendukung standar kinerja.
c. Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan.
d. Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.
e. Menjelaskan rangkaian waktu main.
f. Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial.
g. Merancang dan menerapkan urutan transisi main
3.
Pijakan
Pengalaman Main Setiap Anak
a. Memberikan anak waktu untuk mengelola dan
meneliti pengalaman main mereka.
b. Mencontohkan komunikasi yang tepat
c. Memperkuat dan memperluas bahasa anak
d. Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui
dukungan hubungan teman sebaya
e. Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan
kemajuan main anak
4.
Pijakan
Pengalaman Setelah Main
a. Mendukung anak untuk
mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman
mainnya.
b. Menggunakan waktu
membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan,
dan penataan lingkungan main secara tepat.
1 komentar:
Terimakasih. Sangat membantu untuk memahami bermain untuk anak.
Posting Komentar