Feeds RSS
Feeds RSS

Selasa, 25 Agustus 2015

BERMAIN PADA ANAK USIA DINI

Bermain merupakan kegiatan untuk mengeksplore diri berupa kegiatan yang menyenangkan dan menggembirakan. Bermain erat kaitannya dengan dunia anak yang mana dunia anak adalah bermain, jadi bermain merupakan kegiatan pokok dan penting untuk anak. Bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Dengan bermain, secara alami kreatifitas anak akan terasah. Kreatifitas sangat penting dikembangkan agar anak mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Apabila  kreatifitas anak sudah dikembangkan sejak dini, maka anak akan siap menghadapi masa depannya. Kreatifitas ini bersifat kekal apabila dari kecil atau dari usia dini anak sudah kreatif maka kreatifitas tersebut akan tetap ada hingga usia dewasa tergantung stimulus yang ia terima. Masa usia 0-6 tahun merupakan masa yang penting bagi anak karena pengalaman pertama seorang anak merupakan pengalaman paling penting dari seluruh hidupnya. Artinya, sejauh mana ia dapat berfungsi optimal, tergantung dari pengalaman yang diperolehnya selama anak usia 0-6 tahun.
Adapun 4 jenis main pada anak usia dini, yaitu:
1.    MAIN SENSORIMOTOR/ FUNGSIONAL
Permainan yang dilakukan oleh anak dengan memanfaatkan keterampilan seluruh panca inderanya. Perminan sensori motor ini bertujuan untuk memberikan rangsangan secara terus menerus menggunakan seluruh panca inderanya agar potensi anak dapat berkembang secara optimal.
2.    MAIN  PERAN
a.    Main peran makro
Permainan dengan anak sebagai tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran.
Contoh: memakai baju dan menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan atau benteng.
b.    Main peran mikro
Permainan dengan menggunakan alat permainan berukuran kecil. Pada permaian mikro ini anak menggunakan imajinasinya dalam menjalankan alat permainan. Pada permainan ini anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda kecil.
Contoh :   Rumah boneka; perabotan dan ruang, Kereta api; rel, lokomotif dan gerbong-gerbongnya, Bandar udara; pesawat dan truk-truk, Kebun binatang; boneka-boneka binatang liar, Jalan-jalan kota; jalan, orang dan mobil

3.    MAIN PEMBANGUNAN
Permainan yang mengembangkan ide-ide abstrak menjadi karya dalam wujud yang konkrit. Permainan ini bertujuan untuk merangsang kemampuan anak mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi karya nyata. Ketika anak bermain pembangunan, anak terbantu mengembangkan keterampilam koordinasi motorik halus juga berkembangnya kognisi ke arah berpikir operasional, dan membangun keberhasilan sekolah di kemudian hari. Contoh bahan main berupa bahan bersifat cair dan pembagunan yang terstruktur, seperti balok unit, balok berongga, balok berwarna, logo, puzzle, cat, pulpen hingga pensil.

4.    MAIN DENGAN ATURAN
Dalam kegiatan bermain perlu diadakan kesepakatan aturan permainan sehingga permainan dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa mengganggu teman yang lain.
Perlu juga diperhatikan mengenai penataan bahan main yang harus mendukung perkembangan anak usia dini, antara lain sebagai berikut:
a.    Densitas Main
Berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak yaitu:
1)    Keragaman bahan main
2)    Keragaman cara main
3)    Keragaman penggunaan
Setiap anak memiliki kesempatan bermain di tiga tempat main. Tiga kesempatan main tersebut bertujuan untuk:
1)     Menjaga anak tetap fokus pada program
2)     Memfasilitasi kebutuhan gerak anak
3)     Melatih anak menentukan kebutuhan sendiri
4)     Menyerap minat, perkembangan, dan enerji anak
5)     Menghindari masalah perilaku 

b.    Intensitas Main
Intensitas main pada anak usia dini meliputi penataan kegiatan main di dalam dan di luar ruangan. Kegiatan main di luar merupakan perluasan area main di dalam ruangan.
c.    Perkembangan Anak
Dalam bermain hendaknya alat permainan yang digunakan menggunakan APE (alat permaiann edukatif) yang menarik, aman dan mendukung perkembangan anak.
d.    Perilaku Sosial
Dalam kegiatan bermain, anak akan bertemu dengan banyak teman orang, baik orang dewasa, teman sebaya, guru orangtua maupun yang lain. Dalam kegiatan bermain ini, anak diberikan kesempatan untuk bersosialisasi. Meskipun dalam kegiatan bermain, anak kan sibuk sendiri dengan mainannya namun  ia harus tetap selalu menjadi bagian dari kelompok dalam pengawasan. Adanya interaksi anak dengan orang lain, akan membantu anak dalam beradaptasi dengan dunianya kelak. Adapun penataan tempat main yang harus mendukung perilaku sosial anak, yaitu:
1)     Main sendiri
2)     Main berdampingan
3)     Main bersama
4)     Main bekerjasama
Lingkungan untuk anak usia dini seharusnya direncanakan dengan memperhatikan pengelompokan dan penataan bahan main, penggunaan warna, penataan alat dan perabot, dan jumlah serta jenis bahan main yang dipilih. Selain itu bahan-bahan main seharusnya ditata dalam rak dan wadah yang diberi nama dengan kata dan gambar. Bila lingkungan ditata dengan baik, anak dapat menata kembali, dengan mengelompokkan dan mencocokkan bahan-bahan main pada tempatnya yang tepat. Hal ini  merupakan bagian utama dari pengalaman belajar.

EMPAT TAHAP UNTUK PIJAKAN PENGALAMAN MAIN YANG BERMUTU
CCCRT (1999)
1.    Pijakan Lingkungan Main
a.     Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang   cukup (tiga tempat main untuk setiap anak)
b.     Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman
c.      Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main yaitu sensorimotor, pembangunan dan main peran.
d.     Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan
e.     Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif
2.    Pijakan Pengalaman Sebelum Main
a.    Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mengundang nara sumber.
b.    Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung standar kinerja.
c.    Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan.
d.    Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main.
e.    Menjelaskan rangkaian waktu main.
f.     Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial.
g.    Merancang dan menerapkan urutan transisi main
3.    Pijakan Pengalaman Main   Setiap Anak
a.    Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti  pengalaman main mereka.
b.    Mencontohkan komunikasi yang tepat
c.    Memperkuat dan memperluas bahasa anak
d.    Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan   hubungan teman sebaya
e.    Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak
4.    Pijakan Pengalaman Setelah Main
a.    Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

b.    Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih. Sangat membantu untuk memahami bermain untuk anak.

Posting Komentar