Feeds RSS
Feeds RSS

Senin, 24 Agustus 2015

TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI STATUS KERJA IBU DI KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI STATUS KERJA IBU DI KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG

Frisca Maulina
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK
Meningkatnya kesadaran wanita untuk mengembangkan diri dalam bidang pekerjaan mengakibatkan berkurangnya perhatian wanita sebagai ibu terhadap anak yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kemandirian anak. Kenyataan pada era sekarang, anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga cenderung lebih manja dari pada anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja di luar rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu. Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini antara anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian anak usia 4-6 tahun yang diasuh oleh ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah di Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala Kemandirian Anak Usia Dini, sedangkan analisis data yang digunakan yaitu metode Independent Sample t-Test. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh nilai mean sebesar 82,10 untuk ibu rumah tangga dan 95,04 untuk ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah. Perhitungan Independent Sample t-Test diperoleh t hitung > t tabel (11,168 > 1,666) dan p value (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu di Kecamatan Reban Kabupaten Batang.
Kata kunci: Kemandirian Anak Usia Dini, Ibu Rumah Tangga, Ibu Bekerja di Luar Rumah.

ABSTRACT
The rise of women’s awareness for self-development in their employment causes the decrease of women’s attention as a mother towards the children which can influence the children’s independence. Nowadays, the children raised by housewives tend to be more spoiled than the children raised by working mothers. This study aims to determine the level of early childhood independence in terms of mothers’ employment. The hypothesis mentions that there are differences in early childhood independence between the children of housewives and the children of part-time working mothers. This study is quantitative research and the subjects are the children of 4-6 years old raised by either housewives or part-time working mother in Reban subdistrict Batang regency. The techniques of gathering data uses early childhood independence scale, meanwhile the data analysis applies Independent Sample t-Test method. The statistics results in the mean of 82.10 for housewife and 95.04 for working mother. The Independent Sample t-Test shows t count > t table (11.168 > 1.666) and p values (0.000< 0.05). Accordingly, H0 is refused. In conclusion, there are significant differences in early childhood independence in terms of mothers’ employment in Reban Subdistrict Batang regency.

Key word: Independence of early childhood, Housewife, Working mother.

PENDAHULUAN
Usia dini merupakan peluang terbaik untuk mengembangkan potensi dan kemandirian anak. Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu, karena berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Orangtua khususnya ibu berperan penting dalam penanaman kemandirian pada anak karena ibu adalah sosok terdekat dari anak. Semakin meningkatnya pendidikan,  menimbulkan kesadaran lebih tinggi pada wanita untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri dalam bidang pekerjaan. Demikian halnya dengan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat membuat wanita mencoba untuk ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Fenomena tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Orangtua yang sibuk bekerja atau berkarir mengakibatkan perhatian terhadap keluarga termasuk anak menjadi berkurang, bahkan tidak sedikit yang akhirnya tidak memperhatikan kondisi anak. Hal ini dapat berdampak terhadap masalah tumbuh kembang anak. Anak prasekolah yang seharusnya mulai menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan mencoba mengeksplorasi kemandiriannya menjadi anak yang malas dan cenderung tidak mandiri. Perkembangan anak dengan kesibukan orangtua di luar rumah karena suatu pekerjaan yang memerlukan waktu seharian penuh akan berbeda dengan anak yang diasuh langsung oleh seorang ibu yang tingkat keberadaan di rumah lebih banyak. Berbeda pula dengan anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah.
Kenyataan pada era sekarang, anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga kebanyakan lebih manja dari pada anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja di luar rumah. Intensitas keberadaan ibu di rumah seharusnya dapat memberikan pengasuhan, pengarahan dan pengawasan yang lebih kepada anak untuk berlatih melepaskan ketergantungan terhadap orang lain dan berusaha melakukan kegiatan sehari-hari sendiri dengan tujuan mendidik anak menjadi pribadi yang mandiri. Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu. Jenis pekerjaan ibu yang akan diteliti adalah ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja di luar rumah yaitu ibu yang bekerja paruh waktu sebagai guru, petani, dan pedagang.
Kemandirian anak usia dini
Kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja maupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggungjawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Wiyani (2013) kemandirian anak usia dini merupakan karakter yang dapat menjadikan anak berusia 0-6 tahun dapat berdiri sendiri, tidak tergantung dengan orang lain, khususnya orangtua. Abraham Maslow (Yamin dan Sanan, 2010) mengemukakan bahwa kemandirian berkembang melalui proses keragaman manusia dalam kesamaan dan kebersamaan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut kemandirian pada seorang anak merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Anak akan mandiri apabila dimulai dari keluarganya karena proses kemandirian seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Penanaman nilai kemandirian pada anak perlu diterapkan sedini mungkin dengan memperhatikan aspek-aspek kemandirian. Yamin dan Sanan (2010) mengemukakan bahwa terdapat tujuh indikator kemandirian anak usia dini, diantaranya yaitu kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, saling berbagi, dan mengandalikan emosi. Beradasarkan pendapat tersebut penerapan kemandirian pada anak usia dini perlu dilakukan dengan langkah yang tepat sesuai dengan aspek-aspek kemandirian anak usia dini.
Karakter mandiri ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk mengambil inisiatif dan mengatasi masalah, penuh ketekunan, memperoleh kepuasan dari usahanya, serta ingin melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Yamin dan Sanan (2010) berpendapat bahwa anak usia dini yang mandiri dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri yang antara lain, yaitu dapat melakukan segala aktifitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa, dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri diperolehnya dari melihat perilaku atau perbuatan orang-orang disekitarnya, dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu ditemani orangtua, dan dapat mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang anak yang mandiri dapat melakukan aktifitas sehari-hari sendiri, mampu membuat keputusan sendiri, mampu bersosialisasi dan mengendalikan emosi.
Kemandirian mempunyai fungsi yang sangat penting bagi individu dalam mempersiapkan diri untuk dapat menjalani masa depannya dengan baik dimulai dari mengenal diri sendiri dan lingkungan. Wiyani (2013) mengemukakan bahwa kemandirian pada anak usia dini berfungsi untuk membentuk anak menjadi pribadi yang berkualitas, yaitu memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan, berani memutuskan sesuatu atas pilihannya sendiri, bertanggungjawab menerima konsekuensi yang menyertai pilihannya, memiliki rasa percaya diri, mampu mengarahkan diri, mampu mengembangkan diri, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berani mengambil resiko atas pilihannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian dapat bermanfaat untuk anak dalam mempersiapkan diri hingga perwujudan atas rencana jangka panjang sehingga kemampuan dan potensi yang dimiliki dapat berkembang optimal serta terhindar dari gejala-gejala perilaku negatif yang dapat menghambat perkembangan kemandirian anak.
Penanaman kemandirian pada anak usia dini harus disampaikan dengan tepat melalui berbagai langkah. Yamin dan Sanan (2010) mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan kemandirian pada anak sejak dini yaitu kepercayaan, kebiasaan, komunikasi, dan disiplin. Fatimah (2006) mengemukakan bahwa mengingat banyaknya dampak positif bagi perkembangan individu, kemandirian sebaiknya diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuannya. Latihan kemandirian yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan usia anak. Pada anak usia 3-4 tahun, latihan kemandirian dapat dilakukan dengan membiarkan anak memasang kaos kaki dan sepatu sendiri, membereskan mainan setiap kali selesai bermain, mengambil minum sendiri dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut untuk mengoptimalkan penanaman kemandirian anak perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti kepercayaan, kebiasaan, komunikasi dan disiplin yang dilakukan secara konsisten dengan penuh kasih sayang.
Status kerja ibu
Setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut masing-masing individu berbeda satu sama lain. Kebutuhan-kebutuhan manusia akan membentuk tujuan-tujuan yang akan dicapai dan dipenuhi oleh masing-masing individu yang memiliki kebutuhan dan tujuan tertentu. Kerja merupakan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sebagai tujuan hidupnya. Semakin berkembangnya jaman, semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk mengembangkan diri pada kaum wanita baik yang sudah maupun belum berkeluarga. Hal ini mengakibatkan jenis pekerjaan yang disandang oleh kaum wanita semakin meningkat. Wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja namun sebagai pekerja di luar rumah. Menurut Munandar (1983) secara tradisional tugas wanita hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga yang mengatur berlangsungnya kehidupan keluarga. Dewasa ini banyak wanita yang tidak puas hanya berpangku tangan tinggal di rumah. Wanita ingin dapat mengembangkan dirinya sekaligus menyumbangkan keahliannya bagi masyarakat. Menurut Kartono (1985) motif kerja pada wanita dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu keharusan ekonomi, membina karir, kesadaran bahwa pembangunan memerlukan tenaga kerja, baik tenaga pria maupun wanita. Munandar (1983) Motivasi seorang wanita yang telah berkeluarga untuk bekerja sehingga harus meninggalkan rumah yaitu antara lain untuk menambah penghasilan keluarga, ekonomi tidak tergantung dari suami, menghindari rasa kebosanan atau untuk mengisi waktu kosong, ketidakpuasan dalam pernikahan, mempunyai minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan, memperoleh status dan pengembangan diri. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang menjadi faktor ibu bekerja selain alasan ekonomi juga terdapat faktor-faktor yang lain baik internal, eksternal maupun relasional yang berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan emansipasi wanita.
Berkembangnya jaman mengakibatkan terciptanya keberagaman pekerjaan yang dilakukan oleh wanita. Menurut Kartono (1985) macam-macam lapangan kerja yang dilakukan oleh wanita yaitu lapangan kerja wanita di daerah pedesaan meliputi bidang pertanian dan non pertanian dan lapangan kerja wanita di daerah perkotaan meliputi sektor informasi yaitu perdagangan, usaha jasa, pengusaha, pegawai negeri dan pegawai instansi lain. Menurut Kartono (1985) bidang pekerjaan yang banyak dikelola oleh sukarelawan wanita antara lain yaitu organisasi wanita atau organisasi kemasyarakatan (baik sebagai profesional atau para-profesional) yang terbagi dalam bidang pendidikan (pemberantasan buta huruf, Taman Kanak-kanak, Play group, SD, SMP, dan sebagainya), bidang kesehatan (Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, memajukan gizi anak di kampung atau pedesaan, Yayasan Jantung, PMI, Kornea Mata, dan sebagainya), bidang ekonomi (koperasi simpan pinjam, mengembangkan industri rumah, dan sebagainya) dan bidang sosial dan pendidikan vokasional non-formal (mendirikan kursus keterampilan untuk anak-anak putus sekolah, membina kesejahteraan keluarga di pedesaan, dan sebagainya).
Wanita yang sudah menikah memiliki beberapan peran yang dipandang dalam masyarakat, diantaranya yaitu wanita sebagai ibu, istri, petani, buruh, guru pengelola perusahaan, pekerja sukarela. Banyak wanita yang memainkan peran ganda atau lebih di masyarakat. Menurut Munandar (1983) seorang wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, ibu dan sebagai pengurus rumah tangga. Era pembangunan dewasa ini, wanita mempunyai hak untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan dalam hidupnya, berkarir, menjadi ibu rumah tangga atau mengasuh dan membesarkan anak. Menurut Gunarsa (2004) seorang wanita yang bekerja dan berumah tangga pada dasarnya tetap menjalankan suatu peran yang tradisional, yaitu sebagai istri dan ibu bagi anak- anaknya, hanya saja waktu untuk mengurus rumah tangga bagi ibu yang bekerja tidak sebanyak waktu yang diberikan oleh wanita yang tidak bekerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (1983) bahwa secara psikologis hal yang paling menentukan dalam pengasuhan bukan banyaknya waktu seorang ibu berada di rumah bersama anaknya, tetapi bagaimana waktu kebersamaan antara ibu dan anak tersebut digunakan. Keputusan seorang ibu yang sudah berkeluarga untuk bekerja akan berpengaruh terhadap keluarganya, terhadap suami, anak, maupun urusan rumah tangganya.
Hipotesis merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini antara anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah.
H0       : tidak ada perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari
status kerja ibu.
H1       : terdapat perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status
kerja ibu.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian yaitu anak usia 4-6 tahun yang diasuh oleh ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah di Kecamatan Reban sejumlah 85 responden yaitu 40 ibu rumah tangga dan 45 orang ibu yang bekerja di luar rumah. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010) Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala Kemandirian Anak Usia Dini. Perhitungan statistik dalam analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode Independent Sample t-Test pada program SPSS ( Statistical Package for Sosial Science) 16 for windows.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel terikat atau dependen variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kemandirian anak usia dini. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010). Variabel bebas atau independen variabel dalam penelitian ini adalah status kerja ibu. Sebuah instrumen sebelum digunakan sebagai alat ukur penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan ujicoba. Ujicoba dilaksanakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid dan reliabel untuk penelitian. Kisi-kisi instrumen sebelum dan setelah penelitian tersaji dalam tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Sebaran Item Skala Kemandirian Anak Usia Dini Sebelum Uji Coba
No
Aspek-aspek Kemandirian AUD
Pernyataan Favourable
Pernyataan Unfavourable
Jumlah
1.
Kemampuan Fisik
9, 20, 32
7, 12, 29
6
2.
Percaya Diri
10, 14, 15
6, 33, 37
6
3.
Bertanggung Jawab
5, 18, 28
27, 30, 35
6
4.
Disiplin
1, 36, 39
2, 23, 31
6
5.
Pandai Bergaul
4, 16, 21
19, 26, 34
6
6.
Saling Berbagi
3, 8, 17
11, 24, 25
6
7.
Mengendalikan Emosi
13, 38, 41
22, 40, 42
6
Jumlah
21
21
42

Tabel 2. Sebaran Item Skala Kemandirian Anak Usia Dini Setelah Uji Coba
No
Aspek-aspek Kemandirian AUD
Pernyataan Favourable
Pernyataan Unfavourable
Jumlah
1.
Kemampuan Fisik
9, 20, 32
7, 12, 29
6
2.
Percaya Diri
10, 14
6, 33, 37
5
3.
Bertanggung Jawab
5, 18, 28
27, 30, 35
6
4.
Disiplin
1, 36
23, 31
4
5.
Pandai Bergaul
4, 21
19, 26
4
6.
Saling Berbagi
17
11
2
7.
Mengendalikan Emosi
13, 38
22, 40, 42
5
Jumlah
15
17
32
Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh validitas item pernyataan uji coba instrumen terdapat 32 item pernyataan yang valid dengan rentangan skor terendah hingga tertinggi yaitu 0,320 – 0,632. Perhitungan statistik reliabilitas data setelah menghilangkan 10 item yang gugur diperoleh skor sebanyak 0,899 yang dengan jumlah pernyataan 32 item pernyataan yang valid yang diujikan kepada 38 responden.

HASIL PENELITIAN
Uji normalitas dan homogenitas pada penelitian ini menggunakan perhitungan statistik pada program SPSS ( Statistical Package for Sosial Science) 16 for windows. Uji homogenitas digunakan sebagai prasyarat dalam analisis Independen Sampel T Test, Uji One Sampel t Test, ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of varians (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Hasil dikatakan normal dan homogen apabila hasil yang diperoleh lebih dari signifikansi 0,05 seperti yang terdapat pada table 3 dan 4.
Tabel 3. Normalitas Data
Variabel
Normalitas
Sig
Tingkat Kemandirian AUD ( Ibu Bekerja)
0,098
0,200
Tingkat Kemandirian AUD ( Ibu Rumah Tangga)
0,117
0,178

Tabel 4. Homogenitas Data
Variabel
Homogenitas
Sig
Tingkat Kemandirian AUD Ditinjau dari Status Kerja Ibu
0, 289
0,833

Analisis deskriptif merupakan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini diperoleh data nilai rata-rata tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu sebagai berikut pada tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Analisis Deskriptif
Data Nilai Rata-Rata Keseluruhan
Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini
Status Kerja Ibu
Ibu Bekerja Paruh Waktu di Luar Rumah
Ibu Rumah Tangga

95,04
82,10



Tabel 6. Analisis Deskriptif
Data Nilai Rata-Rata Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini yang Diasuh Oleh Ibu Bekerja Paruh Waktu
Status Kerja Ibu di Luar Rumah
Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini
Guru TK
98,80
Pedagang
94,13
Petani
92,20

Hasil penelitian tentang tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu menggunakan perhitungan statistik yang telah dilakukan, didapatkan nilai mean sebesar 82,10 untuk ibu rumah tangga dan 95, 04 untuk ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah. Pada tabel 6 diperoleh nilai rata-rata untuk tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah sebagai guru TK sebesar 98,80, pedagang sebesar 94,13 dan petani sebesar 92,20. Hal tersebut berarti bahwa nilai rata-rata tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja di luar rumah lebih tinggi dari pada tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga.
Analisis inferensial merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi ( Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini, perhitungan analisis inferensial menggunakan Independent Sample t- Test. Uji t termasuk dalam uji parametrik sehingga menganut pada asumsi-asumsi data berdistribusi normal, sebaran data homogen dan sampel diambil secara acak. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Independent Samples t-Test
Tingkat Kemandirian AUD
T
Sig (2-tailed)
Equal Variances Assumed
11,164
0,000

Pada perhitungan Independent Sample t-Test  terdapat kriteria uji t yaitu apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak, apabila t hitung < t tabel maka H1 diterima. Pada tabel Independent Sample t-Test dapat dilihat bahwa t hitung adalah 11,167, sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = 83. Hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah 1,666 (lihat pada lampiran tabel t). Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel (11,168 > 1,666) dan p value (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak. Hal tersebut berarti  terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu yaitu tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah lebih tinggi daripada anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu di Kecamatan Reban Kabupaten Batang, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga dengan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah sebagai petani, pedagang dan guru TK yang ditunjukkan dengan perolehan nilai t hitung > t tabel (11,167 > 1,666) dengan taraf signifikansi 0,000. Tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah lebih tinggi daripada anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga, yaitu dengan perolehan nilai mean 95,04 untuk anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah dan 82,10 untuk anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga.

SARAN
a.    Bagi orang tua
Sebagai orangtua, sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan hendaknya tetap memberikan waktu kualitas (Quality Time) minimal 1 jam dalam sehari untuk memperhatikan perkembangan anak dari bebagai aspek agar pencapaikan perkembangan anak dapat terpenuhi secara maksimal.
b.    Bagi Guru
Alangkah lebih baik apabila dalam memberikan contoh kepada anak didik, guru harus besikap konsisten dan hubungan komunikasi yang terbuka antara orangtua dan guru harus baik sehingga anak tidak mengalami kebingungan dalam menerima pengarahan.
c.    Bagi masyarakat
Peran masyarakat untuk membantu memandirikan anak usia dini sangat penting. Masyarakat hendaknya bersikap terbuka, saling peduli dan mau menerima informasi secara luas mengenai pengasuhan dan pendidikan anak sebagai pribadi yang mandiri. Sehingga usaha yang dilakukan oleh guru dan orangtua dapat selaras dengan lingkungan masyarakat untuk memandirikan anak dari usia dini.
d.   Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu yang telah dilakukan, diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai tingkat stres pada ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.









DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. E. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Gunarsa, S. 1995. Psikologi perkembangan. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.

Kartono, Kartini. 1985. Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: CV Rajawali.

Munandar. 1983. Emansipasi ganda wanita Indonesia: suatu tinjauan psikologi. Jakarta: UI.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wiyani. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Yamin, Sanan. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.


0 komentar:

Posting Komentar