TINGKAT
KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI STATUS KERJA IBU DI KECAMATAN REBAN
KABUPATEN BATANG
Frisca Maulina
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Meningkatnya kesadaran wanita untuk mengembangkan diri dalam bidang pekerjaan mengakibatkan berkurangnya perhatian wanita sebagai ibu
terhadap anak yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kemandirian anak. Kenyataan pada era sekarang, anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga cenderung
lebih manja dari pada anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja di luar rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu.
Hipotesis
pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan tingkat kemandirian
anak usia dini antara anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga dan ibu yang
bekerja paruh waktu di luar rumah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan subjek
penelitian anak usia 4-6 tahun yang diasuh oleh ibu rumah tangga dan ibu yang
bekerja paruh waktu di luar rumah di Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala Kemandirian Anak Usia
Dini, sedangkan analisis data yang digunakan yaitu metode Independent Sample t-Test. Berdasarkan perhitungan statistik,
diperoleh nilai mean sebesar 82,10 untuk ibu rumah tangga dan 95,04 untuk ibu
yang bekerja paruh waktu di luar rumah. Perhitungan Independent Sample t-Test diperoleh t
hitung > t tabel (11,168 > 1,666) dan p value (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu di
Kecamatan Reban Kabupaten Batang.
Kata
kunci: Kemandirian
Anak Usia Dini, Ibu Rumah Tangga, Ibu Bekerja di Luar Rumah.
ABSTRACT
The rise of women’s awareness for
self-development in their employment causes the decrease of women’s attention
as a mother towards the children which can influence the children’s
independence. Nowadays, the children raised by housewives tend to be more spoiled
than the children raised by working mothers. This study aims to determine the
level of early childhood independence in terms of mothers’ employment. The
hypothesis mentions that there are differences in early childhood independence
between the children of housewives and the children of part-time working
mothers. This study is quantitative research and the subjects are the children
of 4-6 years old raised by either housewives or part-time working mother in
Reban subdistrict Batang regency. The techniques of
gathering data uses early childhood independence scale, meanwhile the data
analysis applies Independent Sample
t-Test method. The statistics results in the mean of 82.10 for housewife and 95.04 for working mother. The Independent Sample t-Test shows t count
> t table (11.168 > 1.666) and p values (0.000< 0.05). Accordingly, H0 is refused.
In conclusion, there are significant differences in early childhood
independence in terms of mothers’ employment in Reban Subdistrict Batang regency.
Key word: Independence of early childhood, Housewife,
Working mother.
PENDAHULUAN
Usia
dini merupakan peluang terbaik untuk mengembangkan
potensi dan kemandirian anak. Kemandirian merupakan salah satu aspek
terpenting yang harus dimiliki setiap individu, karena berfungsi untuk membantu
mencapai tujuan hidupnya, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Orangtua khususnya ibu berperan penting
dalam penanaman kemandirian pada anak karena ibu adalah sosok terdekat dari
anak. Semakin meningkatnya pendidikan, menimbulkan kesadaran lebih tinggi pada wanita untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri
dalam bidang pekerjaan. Demikian halnya dengan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat
membuat wanita mencoba untuk ikut berperan dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi. Fenomena
tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Orangtua yang sibuk bekerja atau berkarir mengakibatkan perhatian
terhadap keluarga termasuk anak menjadi berkurang, bahkan tidak sedikit yang
akhirnya tidak memperhatikan kondisi anak. Hal ini dapat
berdampak terhadap masalah tumbuh kembang anak. Anak prasekolah yang seharusnya mulai
menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan mencoba mengeksplorasi
kemandiriannya menjadi anak yang malas dan cenderung tidak mandiri. Perkembangan anak dengan kesibukan
orangtua di luar rumah karena suatu pekerjaan yang memerlukan waktu seharian
penuh akan berbeda dengan anak yang diasuh langsung oleh seorang ibu yang
tingkat keberadaan di rumah lebih banyak. Berbeda pula dengan
anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah.
Kenyataan pada era sekarang, anak yang diasuh oleh ibu
rumah tangga kebanyakan lebih manja dari pada anak yang diasuh oleh ibu yang
bekerja di luar rumah. Intensitas keberadaan ibu di rumah seharusnya dapat
memberikan pengasuhan, pengarahan dan pengawasan yang lebih kepada anak untuk
berlatih melepaskan ketergantungan terhadap orang lain dan berusaha melakukan
kegiatan sehari-hari sendiri dengan tujuan mendidik anak menjadi pribadi yang
mandiri. Berdasarkan
masalah di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status
kerja ibu. Jenis pekerjaan ibu yang akan diteliti adalah ibu rumah tangga dan
ibu yang bekerja di luar rumah yaitu ibu yang bekerja paruh waktu sebagai guru,
petani, dan pedagang.
Kemandirian anak usia dini
Kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian
remaja maupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa
adalah kemampuan seseorang untuk bertanggungjawab atas apa yang dilakukan tanpa
membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang
disesuaikan dengan tugas perkembangan. Wiyani (2013) kemandirian anak usia dini
merupakan karakter yang dapat menjadikan anak berusia 0-6 tahun dapat berdiri
sendiri, tidak tergantung dengan orang lain, khususnya orangtua. Abraham Maslow
(Yamin dan Sanan, 2010) mengemukakan bahwa kemandirian berkembang melalui
proses keragaman manusia dalam kesamaan dan kebersamaan. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut kemandirian pada seorang anak merupakan suatu kekuatan
internal individu yang diperoleh melalui proses realisasi kedirian dan proses
menuju kesempurnaan. Anak akan mandiri apabila dimulai dari keluarganya karena
proses kemandirian seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Penanaman
nilai kemandirian pada anak perlu diterapkan sedini mungkin dengan memperhatikan
aspek-aspek kemandirian. Yamin dan Sanan (2010) mengemukakan bahwa terdapat
tujuh indikator kemandirian anak usia dini, diantaranya yaitu kemampuan fisik,
percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, saling berbagi, dan
mengandalikan emosi. Beradasarkan pendapat tersebut penerapan kemandirian pada
anak usia dini perlu dilakukan dengan langkah yang tepat sesuai dengan
aspek-aspek kemandirian anak usia dini.
Karakter mandiri ditunjukkan dengan adanya kemampuan
untuk mengambil inisiatif dan mengatasi masalah, penuh ketekunan, memperoleh
kepuasan dari usahanya, serta ingin melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Yamin dan Sanan (2010) berpendapat bahwa anak usia dini yang mandiri dapat
dilihat dari beberapa ciri-ciri yang antara lain, yaitu dapat melakukan segala
aktifitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa, dapat
membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri
diperolehnya dari melihat perilaku atau perbuatan orang-orang disekitarnya, dapat
bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu ditemani orangtua, dan dapat
mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang anak yang mandiri dapat
melakukan aktifitas sehari-hari sendiri, mampu membuat keputusan sendiri, mampu
bersosialisasi dan mengendalikan emosi.
Kemandirian mempunyai fungsi yang sangat penting bagi
individu dalam mempersiapkan diri untuk dapat menjalani masa depannya dengan
baik dimulai dari mengenal diri sendiri dan lingkungan. Wiyani (2013)
mengemukakan bahwa kemandirian pada anak usia dini berfungsi untuk membentuk
anak menjadi pribadi yang berkualitas, yaitu memiliki kemampuan untuk menentukan
pilihan, berani memutuskan sesuatu atas pilihannya sendiri, bertanggungjawab
menerima konsekuensi yang menyertai pilihannya, memiliki rasa percaya diri,
mampu mengarahkan diri, mampu mengembangkan diri, mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan berani mengambil resiko atas pilihannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemandirian dapat bermanfaat untuk anak dalam mempersiapkan
diri hingga perwujudan atas rencana jangka panjang sehingga kemampuan dan
potensi yang dimiliki dapat berkembang optimal serta terhindar dari
gejala-gejala perilaku negatif yang dapat menghambat perkembangan kemandirian
anak.
Penanaman kemandirian pada anak usia dini harus
disampaikan dengan tepat melalui berbagai langkah. Yamin dan Sanan (2010)
mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menanamkan kemandirian pada anak sejak dini yaitu kepercayaan, kebiasaan, komunikasi, dan disiplin. Fatimah (2006) mengemukakan bahwa
mengingat banyaknya dampak positif bagi perkembangan individu, kemandirian
sebaiknya diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuannya. Latihan
kemandirian yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan usia anak. Pada
anak usia 3-4 tahun, latihan kemandirian dapat dilakukan dengan membiarkan anak
memasang kaos kaki dan sepatu sendiri, membereskan mainan setiap kali selesai
bermain, mengambil minum sendiri dan merapikan tempat tidur setelah bangun
tidur. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut untuk mengoptimalkan penanaman
kemandirian anak perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti
kepercayaan, kebiasaan, komunikasi dan disiplin yang dilakukan secara konsisten
dengan penuh kasih sayang.
Status kerja ibu
Setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam
hidupnya. Kebutuhan tersebut masing-masing individu berbeda satu sama lain.
Kebutuhan-kebutuhan manusia akan membentuk tujuan-tujuan yang akan dicapai dan
dipenuhi oleh masing-masing individu yang memiliki kebutuhan dan tujuan
tertentu. Kerja merupakan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sebagai tujuan
hidupnya. Semakin berkembangnya jaman, semakin tinggi pula tingkat kesadaran
untuk mengembangkan diri pada kaum wanita baik yang sudah maupun belum berkeluarga.
Hal ini mengakibatkan jenis pekerjaan yang disandang oleh kaum wanita semakin
meningkat. Wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja namun
sebagai pekerja di luar rumah. Menurut Munandar (1983) secara tradisional tugas
wanita hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga yang mengatur berlangsungnya
kehidupan keluarga. Dewasa ini banyak wanita yang tidak puas hanya berpangku
tangan tinggal di rumah. Wanita ingin dapat mengembangkan dirinya sekaligus
menyumbangkan keahliannya bagi masyarakat. Menurut Kartono (1985) motif kerja
pada wanita dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu keharusan ekonomi, membina
karir, kesadaran bahwa pembangunan memerlukan tenaga kerja, baik tenaga pria
maupun wanita. Munandar (1983) Motivasi seorang wanita yang telah berkeluarga
untuk bekerja sehingga harus meninggalkan rumah yaitu antara lain untuk menambah
penghasilan keluarga, ekonomi tidak tergantung dari suami, menghindari rasa
kebosanan atau untuk mengisi waktu kosong, ketidakpuasan dalam pernikahan, mempunyai
minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan, memperoleh status dan pengembangan
diri. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hal-hal
yang menjadi faktor ibu bekerja selain alasan ekonomi juga terdapat
faktor-faktor yang lain baik internal, eksternal maupun relasional yang
berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan emansipasi wanita.
Berkembangnya jaman mengakibatkan terciptanya keberagaman
pekerjaan yang dilakukan oleh wanita. Menurut Kartono (1985) macam-macam
lapangan kerja yang dilakukan oleh wanita yaitu lapangan kerja wanita di daerah
pedesaan meliputi bidang pertanian dan non pertanian dan lapangan kerja wanita
di daerah perkotaan meliputi sektor informasi yaitu perdagangan, usaha jasa,
pengusaha, pegawai negeri dan pegawai instansi lain. Menurut Kartono (1985)
bidang pekerjaan yang banyak dikelola oleh sukarelawan wanita antara lain yaitu
organisasi wanita atau organisasi kemasyarakatan (baik sebagai profesional atau
para-profesional) yang terbagi dalam bidang pendidikan (pemberantasan buta
huruf, Taman Kanak-kanak, Play group, SD, SMP, dan sebagainya), bidang
kesehatan (Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, memajukan gizi anak di kampung
atau pedesaan, Yayasan Jantung, PMI, Kornea Mata, dan sebagainya), bidang
ekonomi (koperasi simpan pinjam, mengembangkan industri rumah, dan sebagainya)
dan bidang sosial dan pendidikan vokasional non-formal (mendirikan kursus
keterampilan untuk anak-anak putus sekolah, membina kesejahteraan keluarga di
pedesaan, dan sebagainya).
Wanita yang sudah menikah memiliki beberapan peran yang
dipandang dalam masyarakat, diantaranya yaitu wanita sebagai ibu, istri,
petani, buruh, guru pengelola perusahaan, pekerja sukarela. Banyak wanita yang
memainkan peran ganda atau lebih di masyarakat. Menurut Munandar (1983) seorang
wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri,
ibu dan sebagai pengurus rumah tangga. Era pembangunan dewasa ini, wanita
mempunyai hak untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan dalam hidupnya,
berkarir, menjadi ibu rumah tangga atau mengasuh dan membesarkan anak. Menurut
Gunarsa (2004) seorang wanita yang bekerja dan berumah tangga pada dasarnya
tetap menjalankan suatu peran yang tradisional, yaitu sebagai istri dan ibu bagi
anak- anaknya, hanya saja waktu untuk mengurus rumah tangga bagi ibu yang
bekerja tidak sebanyak waktu yang diberikan oleh wanita yang tidak bekerja. Hal
ini sejalan dengan pendapat Munandar (1983) bahwa secara psikologis hal yang
paling menentukan dalam pengasuhan bukan banyaknya waktu seorang ibu berada di
rumah bersama anaknya, tetapi bagaimana waktu kebersamaan antara ibu dan anak
tersebut digunakan. Keputusan seorang ibu yang sudah berkeluarga untuk bekerja
akan berpengaruh terhadap keluarganya, terhadap suami, anak, maupun urusan
rumah tangganya.
Hipotesis merupakan
jawaban sementara berdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sugiyono (2010)
mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat
perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini antara anak yang diasuh oleh ibu
rumah tangga dan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah.
H0 : tidak ada
perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari
status kerja ibu.
H1 : terdapat
perbedaan tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status
kerja ibu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
dengan subjek penelitian yaitu anak usia 4-6 tahun yang diasuh oleh ibu rumah
tangga dan ibu yang bekerja paruh waktu di luar rumah di Kecamatan Reban
sejumlah 85 responden yaitu 40 ibu rumah tangga dan 45 orang ibu yang bekerja
di luar rumah. Teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive Sampling. Menurut Sugiyono
(2010) Purposive
Sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala Kemandirian Anak Usia Dini. Perhitungan
statistik dalam analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode Independent Sample t-Test pada program
SPSS ( Statistical Package for Sosial
Science) 16 for windows.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel terikat atau dependen variabel dalam
penelitian ini adalah tingkat kemandirian anak usia dini. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2010). Variabel bebas atau independen variabel
dalam penelitian ini adalah status kerja ibu. Sebuah instrumen sebelum digunakan sebagai alat ukur penelitian,
maka terlebih dahulu dilakukan ujicoba. Ujicoba dilaksanakan untuk mengetahui
apakah instrumen penelitian tersebut valid dan reliabel untuk penelitian. Kisi-kisi instrumen sebelum dan setelah penelitian tersaji dalam
tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Sebaran Item Skala Kemandirian Anak Usia Dini Sebelum Uji Coba
No
|
Aspek-aspek
Kemandirian AUD
|
Pernyataan
Favourable
|
Pernyataan
Unfavourable
|
Jumlah
|
1.
|
Kemampuan
Fisik
|
9,
20, 32
|
7,
12, 29
|
6
|
2.
|
Percaya
Diri
|
10,
14, 15
|
6,
33, 37
|
6
|
3.
|
Bertanggung
Jawab
|
5,
18, 28
|
27,
30, 35
|
6
|
4.
|
Disiplin
|
1,
36, 39
|
2,
23, 31
|
6
|
5.
|
Pandai
Bergaul
|
4,
16, 21
|
19,
26, 34
|
6
|
6.
|
Saling
Berbagi
|
3,
8, 17
|
11,
24, 25
|
6
|
7.
|
Mengendalikan
Emosi
|
13,
38, 41
|
22,
40, 42
|
6
|
Jumlah
|
21
|
21
|
42
|
Tabel 2. Sebaran Item Skala Kemandirian Anak Usia Dini Setelah Uji Coba
No
|
Aspek-aspek
Kemandirian AUD
|
Pernyataan
Favourable
|
Pernyataan
Unfavourable
|
Jumlah
|
1.
|
Kemampuan
Fisik
|
9,
20, 32
|
7,
12, 29
|
6
|
2.
|
Percaya
Diri
|
10,
14
|
6,
33, 37
|
5
|
3.
|
Bertanggung
Jawab
|
5,
18, 28
|
27,
30, 35
|
6
|
4.
|
Disiplin
|
1,
36
|
23,
31
|
4
|
5.
|
Pandai
Bergaul
|
4,
21
|
19,
26
|
4
|
6.
|
Saling
Berbagi
|
17
|
11
|
2
|
7.
|
Mengendalikan
Emosi
|
13,
38
|
22,
40, 42
|
5
|
Jumlah
|
15
|
17
|
32
|
Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh validitas item pernyataan uji coba instrumen
terdapat 32 item pernyataan yang valid dengan rentangan skor terendah hingga
tertinggi yaitu 0,320 – 0,632. Perhitungan statistik
reliabilitas data setelah menghilangkan 10 item yang gugur diperoleh skor
sebanyak 0,899 yang dengan jumlah pernyataan 32 item pernyataan yang valid yang
diujikan kepada 38 responden.
HASIL PENELITIAN
Uji normalitas dan
homogenitas pada penelitian ini menggunakan perhitungan statistik pada program
SPSS ( Statistical Package for Sosial
Science) 16 for windows. Uji homogenitas digunakan sebagai prasyarat dalam analisis Independen Sampel T Test,
Uji One Sampel t Test, ANOVA. Asumsi
yang mendasari dalam Analisis of varians
(ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Hasil dikatakan
normal dan homogen
apabila hasil yang diperoleh lebih dari signifikansi 0,05 seperti yang terdapat
pada table 3 dan 4.
Tabel 3. Normalitas Data
Variabel
|
Normalitas
|
Sig
|
Tingkat Kemandirian AUD ( Ibu Bekerja)
|
0,098
|
0,200
|
Tingkat Kemandirian AUD ( Ibu Rumah Tangga)
|
0,117
|
0,178
|
Tabel 4. Homogenitas Data
Variabel
|
Homogenitas
|
Sig
|
Tingkat
Kemandirian AUD Ditinjau dari Status Kerja Ibu
|
0, 289
|
0,833
|
Analisis deskriptif merupakan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010).
Pada penelitian ini diperoleh data nilai rata-rata tingkat kemandirian anak
usia dini ditinjau dari status kerja ibu sebagai berikut pada tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Analisis Deskriptif
Data Nilai Rata-Rata Keseluruhan
Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini
|
Status Kerja Ibu
|
|
Ibu Bekerja Paruh Waktu di Luar Rumah
|
Ibu Rumah Tangga
|
|
95,04
|
82,10
|
Tabel 6. Analisis Deskriptif
Data Nilai Rata-Rata Tingkat
Kemandirian Anak Usia Dini yang Diasuh Oleh Ibu Bekerja Paruh Waktu
Status Kerja Ibu di Luar Rumah
|
Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini
|
Guru TK
|
98,80
|
Pedagang
|
94,13
|
Petani
|
92,20
|
Hasil penelitian
tentang tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja ibu
menggunakan perhitungan statistik yang telah dilakukan, didapatkan nilai mean
sebesar 82,10 untuk ibu rumah tangga dan 95, 04 untuk ibu yang bekerja paruh
waktu di luar rumah. Pada tabel 6 diperoleh nilai rata-rata untuk tingkat
kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di
luar rumah sebagai guru TK sebesar 98,80, pedagang sebesar 94,13 dan petani
sebesar 92,20. Hal tersebut berarti bahwa nilai rata-rata tingkat kemandirian
anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja di luar rumah lebih tinggi
dari pada tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga.
Analisis inferensial merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi ( Sugiyono, 2010). Pada
penelitian ini, perhitungan analisis inferensial menggunakan Independent Sample t- Test. Uji t
termasuk dalam uji parametrik sehingga menganut pada asumsi-asumsi data
berdistribusi normal, sebaran data homogen dan sampel diambil secara acak.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Independent Samples t-Test
Tingkat
Kemandirian AUD
|
T
|
Sig
(2-tailed)
|
Equal
Variances Assumed
|
11,164
|
0,000
|
Pada perhitungan Independent Sample t-Test terdapat kriteria uji
t yaitu apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak, apabila t hitung < t tabel maka H1
diterima. Pada tabel Independent Sample
t-Test dapat dilihat bahwa t hitung
adalah 11,167, sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 : 2 = 0,025
(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = 83. Hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah 1,666 (lihat pada lampiran tabel t). Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel (11,168 > 1,666) dan p value (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak. Hal
tersebut berarti terdapat perbedaan yang
signifikan pada tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status kerja
ibu yaitu tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja
paruh waktu di luar rumah lebih tinggi daripada anak usia dini yang diasuh oleh
ibu rumah tangga.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian tingkat kemandirian anak usia dini
ditinjau dari status kerja ibu di Kecamatan Reban Kabupaten Batang, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemandirian
anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga dengan ibu yang bekerja paruh
waktu di luar rumah sebagai petani, pedagang dan guru TK yang ditunjukkan
dengan perolehan nilai t hitung > t tabel (11,167 > 1,666) dengan taraf
signifikansi 0,000. Tingkat kemandirian anak usia dini yang diasuh oleh ibu
yang bekerja paruh waktu di luar rumah lebih tinggi daripada anak usia dini
yang diasuh oleh ibu rumah tangga, yaitu dengan perolehan nilai mean 95,04
untuk anak usia dini yang diasuh oleh ibu yang bekerja paruh waktu di luar
rumah dan 82,10 untuk anak usia dini yang diasuh oleh ibu rumah tangga.
SARAN
a. Bagi
orang tua
Sebagai orangtua,
sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan hendaknya tetap memberikan waktu
kualitas (Quality Time) minimal 1 jam
dalam sehari untuk memperhatikan perkembangan anak dari bebagai aspek agar
pencapaikan perkembangan anak dapat terpenuhi secara maksimal.
b. Bagi Guru
Alangkah lebih baik
apabila dalam memberikan contoh kepada anak didik, guru harus besikap konsisten
dan hubungan komunikasi yang terbuka antara orangtua dan guru harus baik
sehingga anak tidak mengalami kebingungan dalam menerima pengarahan.
c. Bagi masyarakat
Peran masyarakat
untuk membantu memandirikan anak usia dini sangat penting. Masyarakat hendaknya
bersikap terbuka, saling peduli dan mau menerima informasi secara luas mengenai
pengasuhan dan pendidikan anak sebagai pribadi yang mandiri. Sehingga usaha
yang dilakukan oleh guru dan orangtua dapat selaras dengan lingkungan
masyarakat untuk memandirikan anak dari usia dini.
d. Bagi
peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil
penelitian tentang tingkat kemandirian anak usia dini ditinjau dari status
kerja ibu yang telah dilakukan, diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian mengenai tingkat stres pada ibu yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah. E. 2006. Psikologi
Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Gunarsa, S. 1995. Psikologi
perkembangan. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Kartono, Kartini. 1985. Menyiapkan
dan Memandu Karier. Jakarta: CV Rajawali.
Munandar. 1983. Emansipasi ganda
wanita Indonesia: suatu tinjauan psikologi. Jakarta: UI.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Wiyani. 2013. Bina Karakter Anak Usia
Dini. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Yamin, Sanan. 2010. Panduan
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
0 komentar:
Posting Komentar