ULASAN
ARTIKEL
PEMBELAJARAN
E-LEARNING DAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS
SISWA
Oleh: Lusdiana Saehana, S.Pd.,M.Pd
Sumber: http://disdikbud.sultengprov.go.id/artikel-pendidikan/pembelajaran-e-learning-dan-keterampilan-berpikir-skritis-siswa
diunduh pada hari selasa, 25 Agustus 2015, 9:10
Artikel pembelajaran e-learning dan keterampilan berpikir
kritis siswa ini membahas mengenai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi berupa metode e-learning untuk
meningkatkan keterampilan berfikir kritis pada anak didik. Hal ini dikarenakan perkembangan
zaman yang menuntut terciptanya masyarakat yang berpengetahuan, memiliki keterampilan
melek e-learning dan media TIK, memiliki keterampilan
berpikir kritis, memiliki keterampilan memecahkan masalah, memiliki keterampilan
berkomunikasi efektif dan memiliki keterampilan bekerjasama secara kolaboratif.
Sedangkan fenomena yang terjadi pada masyarakat saat ini, bahwa pendidikan
masih menggunakan paradigma lama, salah satunya yaitu pembelajaran masih
menggunakan sistem teacher center
sehingga keterampilan anak dalam berfikir kritis dan kreatif tidak terbangun. Sehingga
terciptalah generasi yang bermental lemah, merusak sumber daya yang telah ada
sebagai contoh dalam pembelajaran, ketika anak telah disediakan berbagai media
untuk menunjang pembelajarannya seperti komputer maka masih terdapat banyak
anak yang menyalahgunakannya. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
sejatinya sangat membantu manusia dalam melaksanakan kegiatan di kehidupannya.
Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran baik berupa modul cetak, modul
interaktif, ataupun e-learning dapat
membantu pendidik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. E-learning adalah suatu usaha transformasi
proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk
digital dengan menggunakan teknologi internet. Metode pembelajaran e-learning dapat melibatkan siswa secara
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran bersifat student center yang sangat bermanfaat
untuk anak yaitu melalui pembelajaran berbasis student center maka anak akan mendapatkan pengetahuannya sendiri
melalui pengalamannya sendiri dalam kegiatan eksperimen dan eksplorasi. Pemerolehan
pengetahuan yang didapat dari eksperimen dan eksplorasi akan lebih tertanam
pada memori anak, sehingga materi pembelajaran akan dimengerti betul oleh anak
dan anak dapat mengembangkannya dalam pemikiran yang lebih kritis. Adapun indikator
berpikir kritis dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
1) Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2) Membangun keterampilan dasar (basic support).
3) Membuat inferensi (inference).
4) Membuat penjelasan lebih lanjut.
5) Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics)
Keterampilan berfikir kritis ini
dapat dikembangkan melalui metode e-learning
dikarenakan metode e-learning menyediakan
sumber belajar yang lebih banyak dan beragam serta mudah dalam mengakses tautan
ke laman web, sehingga anak lebih tertarik dan termotivasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikannya dengan menggunakan fasilitas internet. Pada
metode pembelajaran e-learning juga
terdapat fasilitas chatting dan forum belajar yang dapat dimanfaatkan anak dalam
proses pembelajaran sehingga anak lebih aktif dalam diskusi dengan temannya. Adanya
e-learning dapat berfungsi untuk
membantu terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
E-learning dapat berjalan dengan baik yaitu
dengan adanya pemanfaatan sumber belajar dengan baik, seperti komputer yang
telah dilengkapi dengan jaringan internet dengan koneksi yang telah ditentukan
oleh pihak sekolah, sehingga anak-anak atau peserta didik tidak menyalah
gunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tekah disediakan
pihak sekolah. Adapun elemen-elemen dalam pembelajaran e-learning, diantaranya
yaitu:
a)
Soal-soal, materi dapat disediakan dalam bentuk modul,
adanya soal-soal yang hasil pengerjaannya dapat ditampilkan.
b)
Komunitas, para siswa dapat mengembangkan
komunitas online untuk memperolah
dukungan dan berbagai informasi yang saling menguntungkan.
c)
Pengajar online, para
pengajar atau guru selalu online untuk
memberikan arahan kepada siswa, menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
d)
Kesempatan bekerja sama, adanya perangkat lunak yang
dapat mengatur pertemuan online sehingga
belajar dapat dilakukan secara bersamaan tanpa kendala jarak.
e)
Multimedia, penggunaan teknologi audio dan video,
dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar.
Berdasarkan paparan artikel ini,
saya berharap bahwa bukan saja siswa atau anak yang harus melek terhadap
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tetapi guru atau pendidik juga
harus lebih melek dan paham akan penggunaan, manfaat, bahaya maupun solusi dari
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini. Sebagai contoh ketika pihak
sekolah telah bersepakat untuk menyediakan fasilitas komputer beserta
jaringannya sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran, maka guru ataupun pendidika harus menyiapkan antisipasi
penyalahgunaan media tersebut. Sehingga tujuan dan harapan lembaga pendidikan
maupun pemerintah untuk menciptakan anak didik yang memiliki keterampilan
melek terhadap media TIK, keterampilan
berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan berkomunikasi
efektif dan keterampilan bekerjasama secara kolaboratif dapat tercapai dengan
baik.
0 komentar:
Posting Komentar