Anak
main lumpur, ibu berteriak “jangan”...
Anak
main pasir, ibu berteriak “jangan”...
Anak
lari-larian, ibu berteriak “jangan”...
Berbagai
alasan dari kotor, jorok, takut jatuh apakah itu mendidik?
Orangtua
menginginkan anaknya menjadi sosok yang mandiri, sehat, pertumbuhan fisiknya
kuat dan semua aspek perkembangannya tumbuh pesat tetapi tidak memberikan ruang
kepada anak untuk mencoba? Hal ini sama dengan tidak.
“A child with a tall, muscular
bodyten to move more quickly and acquire certain skill earlier than a short,
stocky youngster. And as in other domain, parent and teachers probably provide
more encouragement to child with biologicall based motor-skill advantages.” -Laura
E. Berk-
Biarkan anak bergerak
dan tumbuh sewajarnya sesuai tahap perkembangannya. Misalkan dengan cara
memberikan kesempatan dan ruang gerak untuk anak dalam bermain. Bermain disini
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar maupun halusnya dengan
cara yang tidak mereka sadari. Contohnya pada anak usia 3-4 tahun yaitu bermain
lumpur maupun pasir dapat bermanfaat untuk pekembangan motorik halus anak. Sedangkan
berlari-lari, melompat, lempar tangkap bola dapat melatih motorik kasarnya. Untuk
itu orangtua maupun guru harus lebih memperhatikan perkembangan motorik dasar
anak baik secara biologis maupun jenis kelamin serta pemenuhan kebutuhan gizi
yang cukup dalam membantu pertumbuhan anak sehingga anak mendapatkan stimulus
yang tepat dalam mencapai keterampilan tertentu sejak dini.